Secara mengejutkan, Presiden AS Donald Trump berencana menggugat Jerome Powell, Ketua Federal Reserve. Perseteruan ini telah mencapai titik didih, dan belum jelas bagaimana akhirnya.

Baru-baru ini, Trump mendesak Ketua The Fed untuk “segera memangkas” suku bunga acuan. Namun, Jerome Powell mengabaikan permintaan tersebut dan tetap pada jalurnya. Hal ini membuat Trump murka. Sang presiden bahkan mengumumkan rencana untuk menggugat Powell. Keputusan itu dipicu oleh data inflasi AS yang lebih baik dari perkiraan. Menurut laporan terbaru, indeks harga konsumen pada Juli naik 2,7% year-on-year, bukan 2,8% seperti yang diproyeksikan analis.

Didorong oleh data inflasi yang relatif positif, Trump kembali menyebut Powell—yang menolak menurunkan funds rate—sebagai “terlambat” dan “pecundang.” Trump menegaskan bahwa kerusakan yang ditimbulkan Powell terhadap ekonomi Amerika “tidak terukur.”

Presiden AS menuntut agar Ketua Federal Reserve segera memangkas suku bunga. Trump juga berencana menggugat Powell atas “pekerjaan yang mengerikan dan sangat tidak kompeten” dalam mengelola proyek konstruksi yang terkait dengan gedung-gedung Federal Reserve.

Selama berbulan-bulan, Trump terus-menerus mengkritik Powell karena menolak menurunkan suku bunga. Setelah regulator mempertahankan funds rate di level 4,25%–4,5% pada pertemuan terakhir, Trump menyebut Powell sebagai “pecundang besar,” “kejam dan bodoh,” bahkan menyerukan pencopotannya dari jabatan.

Perlu dicatat, masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed baru akan berakhir pada Mei 2026. Meski demikian, laporan tentang kemungkinan pemberhentian lebih awal sesekali muncul, meskipun Trump membantahnya. Beberapa jurnalis menilai isu biaya renovasi gedung bersejarah The Fed—yang kabarnya diawasi ketat oleh Trump—bisa menjadi pemicu bagi Powell untuk lengser sebelum masa jabatannya berakhir.